by

WAGUB JABAR DEDDY MIZWAR PIMPIN HUT BAKTI PU TK JABAR

Seputar News/ 

BANDUNG–Usai menjadi Inspektur Upacara pada peringatan Hari Bakti Pekerjaan Umum ke-71 tingkat Provinsi Jawa Barat di halaman Gedung Sate Bandung, Sabtu (03/12/2016), 

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar berharap, peringatan ini dapat semakin menguatkan komitmen untuk terus memberikan pelayanan dalam percepatan pergerakan ekonomi di seluruh wilayah Jawa Barat.

Deddy mengatakan, Jawa Barat yang berpenduduk terbesar di Indonesia dan sebagai daerah penyangga Ibu Kota tanpa adanya pembangunan infrastruktur yang cepat maka kemiskinanlah yang akan terjadi.
“Kita berkomitmen akan terus memberikan pelayanan dalam percepatan pergerakan ekonomi, jika tidak kemiskinan akan terjadi di Jawa Barat,” ujarnya.
Saat ini, Pemprov Jabar tengah menggenjot beberapa pembangunan infrastruktur seperti tujuh Waduk, Kereta Api cepat, Tol Cisumdawu, Tol Bocimi dan ada tujuh ruas tol lagi yang masih dalam proses perancangan.
“Disamping juga pembangkit listrik, kereta api ke selatan dari Banjar ke Cijulang kemudian Bandung ke Ciwidey dan Rancabuaya yang membelah selatan utara, ini semua prioritas kita, ungkap Deddy.
Untuk mempercepat pembangunan tersebut, dirinya berharap pemerintah pusat dapat memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk merevisi RTRW terutama untuk proyek-proyek strategis nasional.
“Persoalannya adalah bagaimana merevisi RTRW makanya kita minta dalam PP khusus itu kalau perlu ditambah satu pasal bahwa Gubernur, Bupati dan Walikota diberikan kewenangan untuk merevisi secara parsial, kalau engga akan lama,” tuturnya.
Dalam peringatan Harbak PU ke-71 ini, Pemprov Jabar memberikan penghargaan kepada lembaga dan individu yang berprestasi dan berdedikasi tinggi dalam bidang ke PU-an.
Sejarah lahirnya Hari Bakti PU, berawal pada tanggal 3 Desember 1945. Saat itu Gedung Sate masih menjadi kantor Departemen Pekerjaan Umum. Siang itu, kolonial Belanda secara bergerombol dengan senjata lengkap ingin menguasai Gedung Sate, pertempuran pun terjadi. Namun berkat jasa dan kegigihan tujuh orang pegawai PU yang bernama Didi Hardianto, Muchtaruddin, Soehodo, Rio Soesilo, Soebengat, Ranu dan Soerjono, Gedung Sate dapat dipertahankan, walapun empat dari tujuh orang tersebut ditemukan gugur. Tiga orang lainnya sampai saat ini jasadnya belum diketemukan, maka pemerintah pun membuat tugu sebagai penghormatan atas jasanya yang saat ini disimpan tepat di depan Gedung Sate.