Seputarnews.com /CIKARANG UTARA – Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi menyampaikan apresiasi atas kinerja seluruh pihak baik instansi pemerintah maupun swasta dalam mensukseskan program Kotaku (Kota Sahabat Kusta) yang genap setahun berjalan di Kabupaten Bekasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, dr Alamsyah, saat memberikan sambutan dalam kegiatan Review Tahunan Program Kotaku dan Diseminasi Hasil Pengumpulan Data Dasar di Hotel Java Palace Jababeka Cikarang, pada Senin (03/07/2023).
Menurutnya, langkah Pemkab Bekasi menggandeng NLR Indonesia dinilai efektif dalam menangani serta mengedukasi kusta kepada masyarakat. Mengingat NLR Indonesia sebagai organisasi yang aktif memberantas kusta di Indonesia.
“Dukungan dari NLR Indonesia untuk implementasi program Kotaku di Kabupaten Bekasi merupakan previllage bagi kita semua. Maka dari itu, mari sama-sama bahu membahu mendukung program ini agar apa-apa yang menjadi tujuan dari Kotaku dapat tercapai,” ungkapnya.
Alamsyah menambahkan, Program Kotaku/Urban Leprosy sendiri merupakan pendekatan inovatif di wilayah perkotaan yang endemi kusta dengan meningkatkan skrining, rujukan, dan edukasi kusta.
“Program ini berdurasi 3 tahun, yakni tahun 2022-2025 dan dilaksanakan di Kabupaten Bekasi, dengan tujuan agar pasien kusta dapat didiagnosa dan diobati dengan teratur agar sembuh dan stigma berkurang di masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, dr Udeng Daman selaku Technical Advisor NLR Indonesia mengakui, Kabupaten Bekasi menjadi yang pertama dan pilot project di Provinsi Jawa Barat untuk project Kotaku/Urban Leprosy tersebut.
“Program Kotaku/Urban leprosy menjadi satu inovasi untuk penanggulangan penyakit kusta di perkotaan. Sebelumnya, beberapa kota seperti Ambon dan Makasar telah melaksanakan program ini. Namun di Jawa Barat, Kabupaten Bekasi menjadi yang pertama”, imbuhnya.
Ia menyebutkan, selain mempresentasikan hasil pengumpulan data dasar di Kabupaten Bekasi yang telah dilaksanakan pada Maret-April 2023, ditampilkan pula capaian dan implementasi program Kotaku di tingkat Kabupaten, Puskesmas, klinik swasta hingga tingkat desa.
“Kami juga merumuskan rencana aksi yang akan dilakukan oleh 16 Puskesmas intervensi untuk program Kotaku di tahun kedua. Diantaranya menyiapkan 3 daerah padat penduduk di wilayah Puskesmas masing-masing dan menyiapkan kader kesehatan di wilayah tersebut untuk dibekali keilmuan tentang kusta sebagai persiapan untuk kegiatan skrining kusta,” tambahnya.(Dwy)*