Seputar News/ BANDUNG–Deddy Mizwar mengatakan sektor pariwisata sangat berperan penting dalam perekonomian nasional. Dalam tahun 2016 mencapai 9,3% dari penerimaan devisa nasional, berada di posisi ke 4 setelah bidang minyak bumi dan gas. Sektor pariwisata juga mampu mencatatkan pertumbuhan positif hingga 6,9%, jauh lebih tinggi dari industri agrikultur, manufaktur, otomotif dan pertambangan.
“Oleh sebab itu pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat sangat mendukung penuh sejumlah target yang ingin dicapai pemerintah pada penghujung tahun 2019”, ujar Deddy, saat memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Perguruan Tinggi Pariwisata ke-III, di Hotel Mercure, Jl. Dr. Setiabudhi No. 269 – 275, Senin (13/03)
Rakor tersebut mengusung tema “Peran Perguruan Tinggi Dalam Mendukung Program Pembangunan Pariwisata Melalui Digital Tourism, Homestay Desa Wisata dan Connectivity”, rapat koordinasi ini dihadiri juga oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah dan Dirjen Ristekdikti Patdono Suwignjo.
Menurut Wagub Demiz, target pemerintah di penghujung tahun 2019 antara lain, mewujudkan 20 juta wisatawan mancanegara dengan perolehan devisa sebesar 280 triliyun rupiah, pergerakan 275 juta wisatawan nusantara (wisnus) di tanah air, kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 8%, dan menciptakan 13 juta lapangan pekerjaan, serta memperkuat daya saing pariwisata untuk menembus ranking 30 dunia.
“Dukungan tersebut kami wujudkan melalui sejumlah program dan kegiatan pembangunan kepariwisataan di Jawa Barat dengan mengusung paradigma pembangunan kepariwisataan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, yang dilaksanakan secara sinergis oleh 5 pemangku utama kepentingan pariwisata atau pentahelix, yaitu pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas dan media”, tambah Deddy.
Deddy juga mengatakan, ada 46,1 juta wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat pada tahun 2016, terdiri dari 1,1 juta wisatawan mancanegara dan 45 juta wisatawan nusantara, melampaui target pemerintah daerah Jawa Barat. Itu berarti Jawa Barat adalah daerah yang paling banyak dikunjungi wisatawan nusantara sekaligus penyumbang wisatawan nusantara terbanyak di tanah air.
Sejumlah daerah yang menjadi tujuan favorit pariwisata adalah Bandung, Bogor, Cianjur, Sukabumi, Cirebon dan Pangandaran, karena memiliki daya tarik wisata yang cukup lengkap seperti wisata alam, wisata bahari, budaya, kuliner, shopping juga memiliki ketersediaan amenitas yang memadai.
Deddy Mizwar juga mengusulkan kepada Menteri Pariwisata, agar Geopark Nasional Ciletuh dan Pangandaran dijadikan sebagai kawasan ekonomi khusus bidang kepariwisataan. Dan langkah yang sedang dilakukan pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mendukung kedua tempat pariwisata itu adalah dengan merevitalisasi Bandara Nusawiru di Pangandaran, membangun sejumlah fasilitas pendukung seperti jalan, hotel dan jaringan komunikasi.
Sejalan dengan 3 prioritas utama yang di canangkan Kemenpar yaitu Digitalisasi, Homestay dan Connectivity, pemerintah Provinsi Jawa Barat akan terus mengembangkan jaringan teknologi informasi dan komunikasi kepariwisataan bekerjasama dengan perguruan tinggi dan badan usaha sehingga dapat memenuhi kebutuhan wisatawan di era digital yang sejalan pula dengan upaya Jawa Barat menjadi Cyber Province. Homestay sendiri akan dirintis di beberapa desa wisata di Jawa Barat serta mengembangkan kegiatan wisata yang berbasis pada seni budaya tradisional dan kearifan lokal, melalui pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi wisata. Sedangkan dalam hal Connectivity, selain penguatan jalur udara melalui pembangunan Bandara Internasional Kertajati dan revitalisasi Bandara Nusawiru, Pemerintah Jawa Barat telah berencana membangun Pelabuhan Patimban serta pembangunan belasan jalan tol dan non tol untuk menghubungkan pintu masuk utama wisatawan ke berbagai destinasi di 27 kota/kabupaten di Jawa Barat.
Di akhir sambutan, Deddy Mizwar berharap kedepannya Jawa Barat bisa masuk dalam daftar program prioritas destinasi pariwisata dari Kementerian Pariwisata. Dan kedepannya sektor pariwisata di Jawa Barat diharapkan akan terus tumbuh dan memberikan multiplayer effect yang luas terhadap pertumbuhan ekonomi inklusif, penciptaan wirausaha baru, percepatan pengentasan pengauran dan kemiskinan, serta peningkatan daya beli dan pemerataan kesejahteraan masyarakat.