Seputarnews.com/KABUPATEN PURWAKARTA – Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Kamil menekankan perencanaan keluarga sangat erat kaitannya dengan mempersiapkan kehamilan dalam jarak yang ideal. Hal ini penting dilakukan untuk menekan angka stunting atau kecebolan pada anak dan meningkatkan kesejahteraan perempuan.
“Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan,” kata Atalia saat melakukan Siaran Keliling (Sarling) di Posyandu Mawar 11, Kelurahan Nagri Kaler, Kabupaten Purwakarta, Jumat (26/4/19).
“Masalah ini muncul salah satunya karena banyak masyarakat yang kurang pemahaman tentang perencanaan keluarga. Kehamilan juga perlu direncanakan, jarak antar anak jangan terlalu dekat, jangan terlalu jauh,” tambahnya.
Berdasarkan Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI, prevalensi stunting Jabar pada 2013 tercatat 35,3 persen sedangkan pada 2018 turun menjadi 31,1 persen. Saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan angka stunting lima tahun ke depan ada di bawah 20 persen.
Terkait dengan perencanaan keluarga, Atalia menuturkan, pasangan suami istri dapat konsultasi langsung dengan datang ke posyandu, bidan, atau dokter. Dengan konsultasi, para calon orang tua dapat banyak informasi terkait kondisi fisik dan mental pasangan, maupun kebutuhan yang diperlukan, sehingga pasangan dapat membuat keputusan tepat sesuai kondisi yang dihadapi.
Atalia menekankan tujuan dari keluarga berencana (KB) adalah bukan mengurangi tetapi untuk menyeimbangkan jumlah penduduk.
“Kalau kita persiapannya matang, selain menekan angka stunting, banyak juga manfaat yang didapat antara lain ibu lebih optimal mengurus anak, hubungan dengan suami bisa lebih harmonis, dapat mempersiapkan masalah finansial secara matang, selain itu ibu juga memiliki waktu berkualitas,” ujar Atalia.
Dengan merencanakan jarak kehamilan dengan baik, lanjut Atalia, perempuan dapat lebih memberdayakan dirinya dalam segi pendidikan dan sosial sehingga kesejahteraan dirinya dan keluarganya dapat ditingkatkan.
Menurutnya, keluarga berencana yang memberdayakan perempuan akan menghasilkan keluarga yang sejahtera pula. Setelah berkeluarga, suami istri harus menjaga agar kehidupan keluarga selalu layak, kesehatan ibu dan anak terjaga, masa depan dan pendidikan anak terjamin, sehingga perencanaan keluarga sangat penting untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik. (*)