by

PPDB 2019 Kusut Dan Carut Marut

Seputarnews.com/Sekretaris Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat, Abdul Hadi Wijaya menanggapi soal berita bohong terkait jam pembukaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk SMA dan SMK di Jawa Barat, yang menyebabkan banyaknya orang tua siswa yang datang dari subuh.

Hadi menuturkan hal tersebut disebabkan kurang optimalnya proses sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah terkait PPDB, belum lagi ditambah kabar hoaks yang beredar dimana banyak masyarakat mengira yang datang terlebih dahulu akan diprioritaskan.

“Itu hoaks, jika terjadi jumlah kursi sedikit dan yang tersisa nilainya sama maka yang datang duluan lah yang diprioritaskan, nah itu dipotong jikanya ga ada kan bersyarat kalimat itu, kenapa bisa salah paham. Tugasnya badan yang urusin itu mencari biang keroknya,” demikian dikatakan Abdul Hadi, kepada awak media, Senin (24/6).

Seperti diketahui saat ini kebanyakan masyarakat mengira peserta yang datang terlebih dahulu akan diprioritaskan, padahal yang dimaksud adalah jika kuotanya sedikit lagi dan tersisa dua kursi saja, sedangkan terdapat lima pendaftar yang nilainya sama, maka barulah yang terlebih dahulu yang diprioritaskan namun peluang tersebut sangatlah kecil.

Kendati demikian Hadi mengakui dalam hal ini disdik Jabar telah bekerja keras dalam melakukan sosialisasi meskipun tidak optimal.

Sementara system zonasi membuat calon siswa antri sampai 3 jam lebih.

“Karena memang sosialisasi itu sudah dikerjakan dengan sangat keras cuman ya kita kadang-kadang kalau belum masanya ya ga mau dipikirin,” ujar Hadi.

Kedepannya Hadi meminta agar sosialisasi PPDB dapat juga dilakukan oleh tokoh maupun pejabat secara langsung, sehingga akan lebih efektif terasa di masyarakat.

Pendaftaran online itu se akan akan tdk efektif bahkan terjadi antrian berjubel di setiap sekolah yang dutuju.

Baca juga:  Walkot Bandung Oded M. Danial : Bandung Menanam Pohon Bukanlah Program Sementara

“Yang namanya sosialisasi key succes nya adalah sebarapa banyak pihak penerima informasi paham dan bergerak sesuai sosialisasi, tapi nyatanya masih minim, ketokohan, coba kalau presiden yang ngomong bagus,” sambungnya.

Ia berharap sosialisasi PPDB kedepannya dapat diperbaiki, dan lebih efektif. (arm)*