Seputarnews.com / JAKARTA — Plh. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja memaparkan inovasi unggulan Pemda Provinsi Jabar dalam Tahapan Penilaian Presentasi Kepala Daerah dalam rangka Innovative Government Award (IGA) Tahun 2023 di Gedung Kemendagri, Jakarta, Senin (25/9/2023).
Menurut Setiawan, Pemda Provinsi Jabar memiliki sekitar 153 inovasi yang terdiri dari 39 inovasi tata kelola pemerintah daerah, 70 inovasi pelayanan publik, dan inovasi daerah lainnya. Inovasi itu terbagi kepada Inovasi Digital, dan Inovasi Non-Digital.
Dalam presentasi tersebut, Setiawan memaparkan inovasi digital bernama Open Data Jabar. Inovasi itu merupakan implementasi dari Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Perpres No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia dan Pergub Jabar No. 47 Tahun 2022 tentang Peraturan Pelaksanaan Satu Data Jawa Barat.
“Ini salah satu inovasi Jawa Barat yang sudah dimanfaatkan oleh instansi pemerintah maupun oleh publik,” ucap Setiawan.
“Kebaruan dari Open Data Jawa Barat adalah ragam data dan fitur yang tersedia cukup banyak, mulai dari dataset, visualisasi, infografik, meta data hingga artikel tersedia dan terstandarisasi,” imbuhnya.
Menurut Setiawan, masyarakat pun dapat mengajukan permohonan data sekaligus melacak progres permohonan tersebut. “Status permohonan data bisa kita lacak sudah sampai mana, dan ini juga memangkas birokrasi, karena permohonan data dilakukan secara digital,” tuturnya.
Open Data Jabar telah direplikasi oleh 21 kabupaten dan kota di Jabar. Sedangkan enam kabupaten dan kota lainnya sudah punya portal sendiri sudah diintegrasikan dengan Open Data Jabar. Di samping itu ada 10 Daerah Provinsi lainnya yang sudah melakukan MoU untuk mereplikasi Open Data Jabar.
Saat ini, kata Setiawan, pihaknya juga membuka ruang kolaborasi dengan pihak non-pemerintah, di antaranya terkait dengan koleksi dataset, dan membentuk komunitas sebagai wadah peningkatan literasi digital.
Soal kebermanfaatan, dari data per September 2021-September 2023, Open Data Jabar telah diakses 626.000 pengunjung, 150.960 data terunduh, 141.463 dataset terunduh, 6.164 visualisasi terunduh, dan 3.333 infografik terunduh.
“Dari sisi _customer satisfaction_, 81,6 persen pengguna puas dengan Open Data ini, 75 persen merekomendasikan penggunaan, dan 100 persen terintegerasi dengan kabupaten/kota,” tutur Setiawan.
Selain Open Data Jabar, Setiawan memaparkan inovasi CEO BUMDes. Inovasi tersebut bertujuan untuk mendorong pembentukan dan penguatan peran BUMDes dalam perekonomian desa.
“Tugasnya adalah bagaimana untuk membentuk BUMDes bersama, sampai mendaftarkan kepada badan hukum.
“Kebaruan, di antaranya peran mereka melakukan pendampingan dan promosi, melakukan fasilitasi usaha, hingga pelaporan,” tambahnya.
Menurut Setiawan, kehadiran CEO BUMDes mampu melahirkan BUMDes-BUMDes baru sekaligus meningkatkan Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Jabar.
“Ini juga mendorong capaian Indeks Desa Membangun (IDM), dengan skor 0,7798. Hasilnya 1.828 desa di Jabar berstatus Desa Mandiri, dan nol Desa Tertinggal dan Sangat Tertinggal,” ucap Setiawan.