Seputarnews/ Jakarta-Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengusulkan agar pemilihan presiden dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Sebab, menurut PBNU, pilpres secara langsung dinilai memiliki dampak negatif.
Akan tetapi, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan bahwa sebaiknya usulan PBNU itu didialogkan terlebih dahulu.
“Bagaimana nanti biarlah di MPR dibahas. Nanti yang setuju dan tidak setuju bisa menyampaikan pendapatnya, kita ikuti saja.ย Didialogkan dulu mana yang lebih bagus,” kata Ma’ruf Amin di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2019).
Dia mengatakan, saat ini memang sedang dicari mekanisme yang terbaik dalam pemilihan presiden nantinya.
Oleh sebab itu, jika pelaksanaan pilpres langsung yang saat ini dilakukan lebih baik, maka hal tersebut harus dipertahankan.
“Tapi kalau ada alternatif lain yang bagus ya, kita cari. Jadi tidak statis dalam menyikapi satu persoalan itu,” ujar dia.
Ma’ruf mencontohkan UUD 1945 yang juga telah berubah atau diamandemen hingga empat kali sejak dibuat.
Bahkan, saat ini pun sudah ada usulan lagi agar UUD tersebut kembali diamandemen.
“Jadi dinamis berpikirnya, mencari yang terbaik untuk bangsa ini. Saya tidak memberi pendapat dulu, kita bahas dulu,” kata dia.
Sebelumnya, saat MPR melakukan kunjungan ke PBNU, Ketua MPR Bambang Soesatyo menyebutkan pihaknya banyak mendapat masukan terkait isu kebangsaan, salah satunya mengenai wacana pemilihan presiden dan wakil presiden secara tidak langsung.
Kepada Bambang, PBNU mengusulkan agar presiden dan wakil presiden kembali dipilih oleh MPR.