Seputar News/ SEGI TIGA BERMUDA, Ada beberapa pendapat, bahwa ada Sarang Dajjal di bawah Kedalaman laut tetapi Misteri ini Berhasil Dipecahkan Ilmuwan, di penyebab hilangnya banyak pesawat dan kapal di Segitiga Bermuda.
Kawasan berbentuk segitiga yang membentang dari Florida, Puerto Rico, dan Bermuda itu selama lebih dari satu abad menjadi misteri karena sejumlah pesawat dan kapal sering lenyap tak berbekas ketika melintasi daerah itu.
Harian The New York Times mencatat ada 50 kapal, 20 pesawat, dan lebih dari seribu orang lenyap di Segitiga Bermuda dalam 500 tahun terakhir.
Dilansir dari laman Russia Today, Kamis, 1 November 2018, kini para peneliti dari Universitas Southampton mengatakan kapal-kapal itu terhisap ke dalam lautan oleh gelombang dahsyat setinggi lebih dari 30 meter.
Penjelasan ini diungkap dalam sebuah tayangan dokumenter di Channel 5 tentang Misteri Segitiga Bermuda.
“Ada badai menuju Utara dan Selatan, yang kemudian bertemu. Kami mengukur ketinggian gelombang ombak bisa mencapai 30 meter. Makin besar kapal maka kerusakan akan makin parah,” kata Dr Simon Boxall, ahli kelautan yang memimpin penyelidikan ini kepada The Sun.
Teori Segitiga Bermuda
Sejumlah teori terus bergulir untuk menjelaskan hilangnya kapal dan pesawat di sana, akan tetapi para ilmuwan akhirnya berkesimpulan gelombang tinggi nan dahsyat sebagai penyebab ketika ombak setinggi 18,5 meter tercatat dari Laut Utara melalui citra satelit pada 1995.
Ombak besar itu terjadi ketika rangkaian gelombang ombak besar menghantam lautan terbuka.
Untuk ombak normal sekitar 12 meter bisa mempunyai kekuatan tenaga tekanan sebesar 8,5 psi.
Kapal-kapal modern dirancang untuk mampu bertahan terhadap tekanan sebesar 21 psi. Namun gelombang ombak dahsyat itu bisa menghancurkan kapal layaknya berkekuatan 140 psi, cukup untuk menggulingkan kapal paling kokoh sekalipun.
Untuk dokumenter ini, Dr Boxall dan timnya membuat simulator ombak dan kapal USS Cyclops buat mengetahui bagaimana dampaknya terhadap kapal besar. Kapal Cyclops hilang di Segitiga Bermuda pada 1918 dengan 309 penumpang.
“Bisa dibayangkan ombak dahsyat dengan ketinggian yang tak terlihat dan tak ada apa-apa di bawah kapal. Jika itu terjadi maka kapal bisa tenggelam dalam waktu dua hingga tiga menit, kata Boxall.” (ds)*