Seputarnews.com /Banjir kembali melanda Dayeuhkolot dan Bojongsoang meski sudah dibangun berbagai infrastruktur penanganan banjir.
Pemerintah sebelumnya telah membangun dua danau retensi di Cieunteung dan Andir, serta empat polder dan rumah pompa.
Proyek tersebut menelan anggaran hampir Rp 1 triliun. Namun, banjir tetap menjadi momok di wilayah tersebut setiap musim hujan.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan apakah infrastruktur yang ada masih kurang atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Anggota Komisi IV DPRD Jabar, Daddy Rohanady, menyebut banjir ini pekerjaan rumah serius untuk semua pihak.
“Dayeuhkolot dan Bojongsoang menjadi langganan banjir. Ini menunjukkan belum adanya penanganan terpadu,” ujar Daddy, Jumat 22 November 2024.
Menurutnya, penanganan banjir ini membutuhkan sinergitas antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten untuk membantu masyarakat.
“Mereka tidak boleh terus menderita setiap musim hujan. Mereka berhak mendapat perhatian dari semua tingkatan pemerintah,” tegasnya.
Daddy juga mengkritik kurangnya pelibatan DPRD Jawa Barat dalam perencanaan solusi penanganan banjir di wilayah tersebut.
“Dinas PUPR Jabar harusnya melibatkan DPRD untuk duduk bersama merencanakan solusi strategis,” katanya.
Ia mempertanyakan langkah konkret Dinas PUPR terkait penanganan banjir yang terus terjadi selama puluhan tahun.
“Apakah Dinas PUPR Jabar sudah punya solusi? Kalau ada, mari duduk bersama membahasnya,” tambah Daddy.
Saat ditanya apakah DPRD Jabar pernah diajak diskusi, Daddy mengaku tidak mengetahui secara pasti hal tersebut.
“Saya kurang tahu apakah sudah ada surat resmi ke pimpinan. Silakan konfirmasi ke pimpinan DPRD,” jelasnya.
Masyarakat Butuh Solusi Nyata Banjir yang terus berulang menuntut kolaborasi dan langkah nyata dari pemerintah di semua tingkatan.
Dengan anggaran besar yang telah digelontorkan, masyarakat berharap masalah ini segera terselesaikan secara menyeluruh.