Seputar News/BANDUNG,- Panjang landasan (runway) yang dimiliki Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka akan diperpanjang menjadi 3.500 meter. Saat ini Bandara yang baru diresmikan pada Mei 2018 lalu baru memiliki runway 2.500 meter.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa dalam penyerahan modal berupa lahan seluas 2.948.294 meter persegi yang terletak di Desa Kertajati, Desa Bantarjati, Desa Kertasari, Kecamatan Kertajati pada PT BIJB di Gedung Sate Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu 8 Agustus 2018. Penyerahan modal berupa tanah itu diterima Direktur PT BIJB Virda Dimas Ekaputra. Disaksikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jabar Eddy Nasution dan Plt Kepala Biro Sarana Perekonomian, Investasi, dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Mohamad Arifin Soedjayana.
“Keterlibatan Angkasa Pura II di Bandara Kertajati ini akan memperpanjang runway dari tadinya 2.500 meter, menjadi 3.000 meter. Kemudian secara bertahap kita tambah menjadi 3.500 meter sesuai masterplan bandara. Jadi harapan kita langsung saja 3.500 meter supaya bisa lebih efektif dan efisien,” kata Iwa. Perpanjangan runway menjadi 3.000 meterย akan segera dilakukan AP II dan akan rampung pada akhir tahun 2018.
Iwa mengatakan, sejak pembangunan sampai operasional Pemprov Jabar terus mendukung operasional Bandara Kertajati. Sebelumnya Pemprov Jabar sudah memberikan penyertaan modal senilai Rp 796 miliar untuk mewujudkan hadirnya bandara ini. Dengan bertambahnya penyertaan modal lahan seluas 294,8 hektare yang ditaksir mencapai Rp 725 miliar ini, artinya Pemprov Jabar telah menyerahkan total aset tanah sekitar Rp 1,5 triliun.
Sebelum disepakatinya porsi saham dengan PT Angkasa Pura (AP) II, menurut Iwa, posisi Pemprov Jabar saat ini masih sebagai mayoritas pemilik saham dengan porsi 98,45 persen aset di Bandara Kertajati. Saat ini kata dia, Penjabat Gubernur Jabar Mochamad Iriawan sedang melakukan koordinasi dengan Menteri Koordinatorย Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan terkait dengan finalisasi kesepakatan penyertaan modal dari AP II, yakni 25 persen dari keseluruhan aset Bandara Kertajati.
“Mudah-mudahan dengan ada AP II yang meminta 25 persen, secara administrasi dan fisik (landasan pacu) segera bisa diselesaikan,” imbuhnya.
Iwa mengaku, Pemprov Jabar berencana melakukan penambahan modal menjadi Rp 5 triliun pada PT BIJB agar operasional bandara bisa lebih maksimal. Menyandang status bandara internasional, Bandara Kertajati harus didukung agar kehadirannya bisa benar-benar dirasakan masyarakat untuk melayani penerbangan. Pihaknya mengaku akan menjalani sejumlah tahapan, termasuk pembuatan peraturan daerahnya.
“Kita harus susun lagi untuk mengusulkan adanya Peraturan Daerah terkait dengan penambahan modal disetor, menjadi minimal Rp 5 triliun. Kita ada tahapan itu dulu,” ujar Iwa.
Virda menambahkan, penyertaan modal berupa tanah dari Pemprov Jabar ini digunakan untuk pembangunan sisi darat bandara. Dalam ekosistem bandara, Virda menyatakan tidak melulu membahas operasional kebandarudaraan tapi ada juga area komersil yang bisa diakses non penumpang.
“Alhamdulillah BIJB mendapat setoran modal dari Pemprov Jabar dalam bentuk tanah untuk sisi darat, yaitu tanah yang bisa dikomersialkan untuk bangunan komersial,ย bangunan penunjang, misalnya untuk Pertamina, dan lainnya,” kata Virda.
Adapun rencana perpanjangan runway menjadi 3.500 meter itu lanjut dia, sudah sesuai masterplan Bandara Kertajati. Dengan infrastruktur tersebut Virda meyakini bandara bisa lebih optimal melayani penerbangan karena semua tipe pesawat dapat mendarat di bandara tersebut.
“Sejak awal rencananya 3.000 meter, tapi kalau secara finansial mampu, kenapa tidak sampai 3.500 meter saja. Karena sekarang pembebasan lahanย sudah beres semua, tidak seperti tahun lalu,” tandasnya.