by

Bambu Juara Jawa Barat Lakukan Konservasi di Selaawi Garut

seputarnews.com / KAB. GARUT – Pendampingan masyarakat desa terhadap potensi pemanfaatan tanaman Hasil hutan bukan kayu yang dilakukan Tim Pelaksana Program Bambu Juara Bambu Jawa Barat kembali hadir di desa Putra Jawa Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut dalam Program MATCHING FUND antara PT.ASTRA, UNPAR dan KEMENRISTEKDIKTI.

Acara yang dilaksanakan dalam program lanjutan yang bertepatan dengan hari BAMBU Nasional 26 November 2022 diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat secara langsung dan mendapat arahan serta ilmu konservasi bambu dari Ketua TPP BAJU BAJA Oki Hikmawan yang langsung hadir dilokasi kegiatan didampingi Bendahara program Nia Kurniawasih.

Penanaman Bambu di lokasi kampung Cikakak Desa Putrajawa Kabupaten Garut  ini merupakan sinergitas tiga lembaga menuju desa wisata yang kelak menjadikan pengrajin anyaman bambu sebagai objek atraksi bagi pengunjung desa wisata yang mengangkat kearifan lokal sebagai wahana pemberdayaan masyarakat secara langsung.

Selain para pendamping yang hadir dari kalangan AKADEMISI hadir juga penggerak pemuda desa Cecep Hendra yang menyatakan kesiapannya dalam perumusan desa wisata bambu terpadu. Mahasiswa dan Mahasiswi UNIVERSITAS PARAHYANGAN sebagi ujung tombak perumusan MATCHING FUND PROGRAM berkesempatan ikut terlibat dalam konservasi untuk pembibitan bambu di lokasi kegiatan yang telah disiapkan oleh perangkat Dusun setempat, ketertarikan Mahasiswa ini merupakan keunggulan dari program yang dikoneksikan dengan program rencana induk pengembangan dan pembangunan pariwisata Kabupaten Garut yang mengandalkan kearifan lokal dalam mendongkrak peran pengembangan pariwisata dimasa yang akan datang.

Ketua Program Bambu Juara menyatakan harapannya untuk terus bersinergi dan ikut terlibat dalam pembentukan dan pembangunan bambu di kampung Cikakak, bukan hanya pendampingan dan pelatihan semata kami ingin mengawal program ini sampai tuntas karena nilai positif dari ruang wisata yang dibuka bukan hanya bermanfaat bagi warga desa namun efek yang ditimbulkan dapat menjadikan Pesona wisata tersendiri di wilayah ini, titik berat konservasi bambu di desa cikakak merupakan langkah awal yang harus terus dikorelasikan dengan pihak manapun jadi semua unsur dapat terlibat dan urun rembuk secara aktifitas dalam konsep pendampingannya kedepan, Ucapnya.

Baca juga:  Anggota DPRD Jabar Syahrir : Perlindungan Terhadap Nakes Harus Di Prioritaskan

Hutan Bambu bukan hanya akan menjadi pesona tersendiri bagi wisatawan namun pemanfaatan produksi olahannya akan terus dikembangkan menuju visi dan misi baju baja menaikan nilai ekonomis bambu bukan dari hasil produksi saja tapi mulai dari bibit hingga potensi bambu naik kelas dalam proses pengolahan dan pemanfaatannya secara situmulan dan massif.

Keberlangsungan program ini bukan semata mata dorongan dari pihak eksternal namun keterlibatan masyarakat secara luas mendorong Matching Fund Kampung Cikakak Desa Putrajawa Kabupaten Garut dapat terlaksana sesuai harapan dan keinginan masyarakat selaawi pada umumnya, sehingga keterlibatan dan bantuan seluruh pihak terutama pendampingan TIM UNIVERSITAS PARAHIANGAN dapat berjalan sebagaimana mestinya. dan mencapai target tepat pada Waktunya. (Oky)*