by

Gerindra Rebut Kursi Ketua DPRD Jabar dari Kursi PDIP

Seputarnews.com/Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat, Gerindra mendapatkan sebanyak 4.182.896 suara, di posisi dua ada PKS dengan 3.529.869 suara, sedangkan PDIP menempati urutan ketiga dengan 3.519.559 suara. Sedangkan partai Golkar harus puas di urutan keempat dengan jumlah suara 2.933.982.

PKB secara mengejutkan berada di lima besar dengan meraup 1.893.303 suara. Sedangkan partai Demokrat berada di urutan keenam dengan raihan suara sebanyak 1.784.417. Hal itu membuat partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu harus merelakan kursi unsur pimpinan DPRD provinsi Jawa Barat.

Partai lain, seperti PAN mendapat 1.352.742 suara, PPP 1.124.578 suara, Nasdem 1.040.625 suara dan Perindo 671.781 suara.

Partai tersebut secara matematis akan menduduki kursi DPRD Provinsi Jawa Barat periode 2019-2024 dengan jumlah kuota kursi bertambah menjadi 120 kursi dari sebelumnya hanya 100 kursi.

Sedangkan partai yang bisa dipastikan tidak lolos untuk melaju ke DPRD Provinsi adalah Berkarya 562.820 suara, PSI 391.666 suara, Hanura 296.825 Hanura, PBB 278.818 dan di urutan terakhir adalah PKPI: 48.781 suara.

“Partisipasi masyarakat terhadap pemilihan anggota legislatif DPRD Provinsi sebanyak 79.12% dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 33.276.905 dengan jumlah pengguna hak pilih sebanyak 27.385.275,” ujar Ketua KPU Jabar Rifqi Ali Mubarok, Senin (27/5/2019).

Gerindra Jabar Tunggu Arahan Prabowo

Perolehan suara Gerindra itu membuat mereka mendapat jatah menempatkan kadernya sebagai ketua DPRD provinsi Jawa Barat. Para pengurus partai ini akan menunggu keputusan dari Prabowo Subianto selaku Ketua Umum untuk menunjuk siapa yang akan menduduki jabatan tersebut.

“Kami tunggu saja nanti karena (penentuan posisi jabatan ketua Dewan) itu keputusan ketua umum, sekarang kami masih dalam tahapan pemilu,” kata Wakil ketua DPD Gerindra Jawa Barat Syahrir.

Baca juga:  Spirit Kemenangan PKB Bukan Tanpa Sebab

Berbeda dengan Gerindra, PKS menyebut jabatan pimpinan DPRD dari partainya kemungkinan besar diisi oleh anggota legislatif senior karena dianggap berpengalaman.

“Banyak kader yang sudah berpengalaman dan senior,” ujar Haru.

Dihubungi terpisah, Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Barat MQ Iswara membenarkan adanya penurunan raihan suara pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. Di periode sebelumnya, partai berlambang pohon beringin menduduki posisi kedua dengan raihan suara 3,5 juta lebih atau 15,7 persen.

Faktor penurunan ini ia sebut disebabkan oleh tidak tepatnya format dalam mengkapitalisasi suara antara pileg dan pilpres yang berlangsung kemarin. Selain itu, permasalahan yang terjadi di internal partai pun turut berpengaruh terhadap keterpilihan masyarakat kepada partai golkar.

Meski begitu, ia enggan dianggap partainya gagal, karena masih bisa menempatkan kadernya dalam unsur pimpinan dewan. “Jadi sebenarnya kita berhasil survive dari keterpurukan,” katanya.

Terkait siapa kader yang ditunjuk, Partai Golkar akan merujuk pada aturan dari internal partai. Penentuannya dimulai dari proses rapat pleno yang menghasilkan tiga nama yang nantinya akan diputuskan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar.

Para kandidat pun harus memenuhi kriteria yang diterapkan. Yang pertama pengurus partai, atau pengurus ormas yang didirikan partai golkar atau yang mendirikan partai golkar, dan hasta karya.

“Selanjutnya berpengalaman di dewan, serta raihan suara calon menjadi salah satu kriteria juga,” pungkasnya.