Seputarnews.com/ BANDUNG – Mengamalkan Pancasila di era globalisasi ini harus disesuaikan dengan kondisi zaman. Salah satu tantangan dalam mengimplementasi Pancasila adalah arus informasi begitu masif melalui teknologi.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa saat menjadi narasumber pada Talkshow Kebangsaan dalam rangka menyambut Hari Lahir Pancasila, di studio TVRI Jawa Barat Jalan Cibaduyut Raya No 269, Kota Bandung, Jumat (31/5/19).
Menurut Iwa, masyarakat Indonesia sudah terbiasa hidup berdampingan dalam keberagaman secara rukun. Namun input informasi dari luar yang dibawa oleh teknologi menyebabkan perubahan masyarakat, seperti budaya, gaya hidup dan juga ideologi.
“Sekarang masalahnya bukan masalah di dalam bangsa sendiri, tapi masalahnya masukan-masukan dari luar itu demikian masif melalui berbagai teknologi,” pungkas Iwa.
“Baik itu literasi budaya, fesyen, way of life atau gaya hidup, dan sebagainya, termasuk juga ideologi, seperti radikalisme, liberalisme yang masih muncul. Dan ini sangat mudah disebarkan di era teknologi digital sekarang,” sambungnya.
Di tempat yang sama, pengamat politik dari Universitas Ahmad Yani Cimahi Arlan Siddha menilai sebagai miniatur Indonesia, Jawa Barat sukses menjaga kondusivitas.
“Bagaimana mengharmonisasikan kehidupan berbangsa inilah yang menunjukkan nilai-nilai Pancasila sudah bisa diejawantahkan di Jabar. Namun penguatan nilai-nilai Pancasila ini harus terus didorong, salah satunya adalah dengan penggunaan teknologi yang bijak,” papar Arlan.
Pakar sejarah dari Universitas Pendidikan Indonesia Erlina Wiyanarti berpandangan bahwa Pancasila harus dipertahankan di era manapun, termasuk di era kemajuan teknologi seperti saat ini. Baginya, sifat Pancasila yang universal dan terbuka menjadikannya dapat diterima oleh manusia di zaman apapun, sehingga tidak ada alasan untuk menekan implementasi Pancasila.
“Pancasila di era manapun harus dijaga. Dari sisi sejarah, mungkin yang lain bisa mundur, habis masanya. Tapi Pancasilanya jangan, Indonesianya jangan,” kata Erlina.
“Jadi, apakah kita menguasai teknologi atau teknologi yang menguasai kita, Pancasila itu ada di situ. Setiap sila sifatnya sangat universal, sangat terbuka, sangat bisa menampung manusia zaman apapun,” katanya.