Seputar News/ PURWAKARTA-Presiden Joko Widodo memperingati Isra Mi’raj tahun 1438 Hijriah ini tidak di lingkungan Istana Kepresidenan dengan alasan untuk mendekatkan diri dengan rakyat.
“Biasanya peringatan Isra Mi’raj selalu di Istana Negara dan yang hadir sekitar 100-150 orang,” kata Presiden Jokowi ketika memberi sambutan saat peringatan Isra Mi’raj di Aula Pondok Pesantren Al Hikamussalafiyah Desa Nagrog Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (25/4/2017).
Presiden Jokowi menyebutkan biasanya yang hadir dalam peringatan itu para menteri, pimpinan lembaga negara dan para duta besar negara sahabat.
“Saya tanya ke Menteri Agama, terus kapan rakyatnya bisa hadir, kapan ketemu ulama, santri, guru ngajinya,” kata Presiden Jokowi.
Ia meminta ke depan, peringatan Israj Mi’raj dilakukan secara bergantian di lingkunganistana kepresidenan dan di luar istana.
“Kalau pas di Istana Kepresidenan, saya minta para santri, habib, ulama juga diundang, karena belum pernah masuk istana kan,” kata Presiden Jokowi.
Selain Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, hadir dalam acara itu Mensesneg Pratikno, Wagub Jabar Dedy Mizwar, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Juga hadir pimpinan Ponpes Al Hikamussalafiyah sekaligus Ketua Forum Silaturahim Guru Ngaji (FSGN) KH Adang Badrodin.
Sementara itu Menag Lukman Hakim Saifuddin mengatakan Israj Mi’raj merupakan peristiwa luar biasa sehingga para ulama mentradisikan peringatan peristiwa itu.
“Saat peristiwa itu Allah mewajibkan hambanya melaksanakan shalat, sebagai tiang agama. Ketika sakitpun orang harus duduk berbaring, bahkan menggerakkan pelupuk mata, atau dengan hati,” katanya.
Menurut dia, hakikat shalat adalah untuk mencegah umat dari perilaku keji dan kemungkaran.
“Kami sampaikan peringatan Isra Mi’raj tahun ini lain daripada yang lain, sejak dulu peringatan selalu diadakan di Istana Negara. Tahun ini tidak di Istana Negara karena Bapak Presiden menghendaki agar lebih dekat dengan masyarakat dan pondok pesantren,” katanya.