by

HARI KARTINI Perjuangan Para Perempuan Jabar Berbuah Penghargaan Pemerintah Pusat

Seputarnews.com / KOTA BANDUNG – Sebanyak 27 perempuan Jabar mendapat penghargaan dari Pemerintah Pusat atas perjuangan dan dedikasinya untuk memberdayakan masyarakat. Penghargaan diberikan secara virtual oleh Ibu Presiden Iriana Joko Widodo dan Ibu Wakil Presiden Wury Estu Ma’ruf Amin dari Istana Negara.

Puncak peringatan Hari Kartini tahun 2022 tingkat nasional dilakukan secara hybrid diikuti seluruh provinsi termasuk Jawa Barat yang dihadiri Gubernur Ridwan Kamil di Gedung Sate Bandung, Kamis (21/4/2022).

Salah satu pahlawan perempuan yang dapat penghargaan adalah Nolis Nuraeni (42), warga RT 02/10 Kampung Cidahu, Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, yang mendapatkan penghargaan untuk bidang pendidikan. Penghargaan disampaikan Ibu Presiden.

Sejak 2010 Nolis berjuang mengembangkan jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) supermurah bagi masyarakat tak mampu. Berangkat dari keprihatinanya di mana saat itu anak-anak yang ikut PAUD hanya 30 orang, dengan tempat pembelajaran di rumahnya.

“Anak-anak yang ikut PAUD berasal dari tiga desa. Kebetulan rumah tempat belajar berlokasi di perbatasan tiga kelurahan, yaitu Tamansari, Setiawargi dan Tamanjaya,” tutur Nolis.

Menurut ibu dari dua orang anak ini, lokasi rumah tempat anak-anak mengenyam pendidikan PAUD yang cukup jauh dengan kantor kelurahan, menjadikan banyak orang tua yang menitipkan anak-anak mereka.

“Untuk ke kelurahan cukup jauh, sekitar 5 kilometer dengan jalan yang becek dan berlumpur, sehingga para orang tua enggan untuk menitipkan anak mereka di sekolah serupa yang berada di sekitar kelurahan,” ujarnya.

Nolis bersyukur, apa yang dirintisnya mendapat dukungan dari warga. Orang tua yang menitipkan anaknya kemudian bersepakat membayar biaya iuran bagi anak-anak mereka dari awal hanya Rp5.000 per anak sekarang sudah sebesar Rp25.000 per anak.

Baca juga:  Anak Usia Sekolah Wajib Bersekolah Untuk Masa Depannya.

“Mereka menyisihkan biaya iuran untuk uang lelah guru. Sekarang jumlah guru pun bertambah dari sebelumnya hanya empat, sekarang 10 orang,” ujar Nolis.

“Pun, demikian untuk jumlah anak yang mengenyam pendidikan di PAUD, dari sebelumnya hanya 30 anak, sekarang sudah mencapai 200 anak,” imbuhnya.

Seiring dengan terus tingginya tingkat kepercayaan para orang tua untuk menitipkan anak-anak mereka di PAUD, mereka pun bersepakat secara swadaya untuk membangun bangunan sekolah baru.

“Alhamdulillah, sekarang kita punya ruang kelas hasil swadaya masyarakat. Bangunan kemarin baru 2 kelas, ada donatur yang menyumbang untuk dua kelas, dan baru selesai minggu kemarin,” kelasnya.

Nolis berharap penghargaan yang diterimanya dibarengi dengan bantuan dari pemerintah. “Penghargaan ini bentuk rezeki/ anurgrah dari Allah SWA yang tidak ternilai, ini berkat usaha bersama,” ungkapnya.

—————–

*Suniah Bangun Yayasan Sedekah Rombongan Bantu Warga yang Sakit*

*SELAIN* Nolis, pejuang wanita asal Jabar yang juga mendapat penghargaan di Hari Kartini Tahun 2022, yaitu Suniah (42), warga RT 02/05 Kedungkrisik Utara, Kelurahan Argasunya Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.

Suniah mendapat penghargaan untuk bidang kesehatan. Kader kesehatan yang juga relawan bidang sosial ini, terjun ke masyarakat untuk membantu orang sakit yang dhuafa atau yang memiki keterbatasan ekonomi untuk berobat ke kota besar (Bandung/Jakarta).

“Kami fasilitasi dengan mobil gratis dan rumah singgah gratis, juga makan, insyaallah ada,” ucapnya.

Menurut Suniah, yang saat ini bergabung dengan Yayasan Sedekah Rombongan, sejak tahun 2016 lalu itu, awal mula dirinya terjun membantu masyarakat kurang mampu untuk mendapat pelayanan kesehatan, ketika dirinya merasa iba dengan tetangganya yang sakit tetapi sulit untuk mendapat pengobatan.

“Awalnya di belakang rumah, itu ada tetangga (jompo) yang sakit, dia tidak punya anak dan sakit bagian kanker tulang hidung,” kata Suniah.

Baca juga:  DPRD Jabar Ajak Seluruh Elemen Masyarakat Jaga Keutuhan NKRI

“Saya terpanggil dengan jeritan tangis dia yang tiap malam menangis terus. Dalam batin hati saya ‘Ya Allah gimana saya harus berbuat apa, dengan orang ini. Ya Allah bagaimana caranya saya bisa bantu,” cetusnya.

Suniah mengaku, dirinya terus berusaha mencoba mencari dan mendatangi yayasan-yayasan atau lembaga yang bisa membantu tetangganya, hingga akhirnya bertemu dengan Yayasan Sedekah Rombongan.

“Alhamdulillah ketemu Sedekah Rombongan. Niat saya ingin bantu orang, dan alhamdulilah untuk warga terdekat bisa bantu,” ujarnya.

Selain warga sekitar, saat ini masyarakat yang terbantu dengan perjuangan Suniah hingga wilayah 3 Cirebon, yang meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Indramayu.

“Di Sedekah Rombongan tanpa ada gaji, bantu orang dengan ikhlas. Alhamdulillah dengan keikhlasan ini saya diberangkatkan umroh,” ujarnya.

Suniah menuturkan, sudah banyak pasien kurang mampu yang terbantu untuk mendapat pelayanan kesehatan. Penyakit yang dialami pasien pun beragam, namun yang terbanyak adalah kanker, paru-paru hingga jantung.

“Lebih sari 100 pasien sudah kita bantu. Sebelumnya kita survei dulu, perlu tidaknya pasien dibantu pendampingan. Kalau di RS ada BPJS,” kata Suniah.

“Pendampingan tidak hanya saat dibawa ke RS saja, tapi sampai tahunan, ada yang 5-6 tahun, sampai ada yang hingga meninggal,” jelasnya.

Suniah menjelaskan bahwa biaya yang digunakan untuk membantu para pasien berasal dari para donatur. Sebelumnya yang sakit mereka sebarkan profilenya, dari situ banyak masyarakat yang siap membantunya.

“Seminggu saya bisa memberangkatkan tiga kali, dalam mobil 2-3 pasien ke Bandung. Termasuk pasien anak, kita juga bantu untuk susu dan popoknya,” jelas ibu tiga anak ini.

Suniah berharap ada bantuan dari pemerintah khususnya dalam pengadaan kendaraan (mobil) untuk antar-jemput pasien yang lokasinya cukup jauh.

Baca juga:  Pemdaprov Jabar Berkomitmen Dalam Penanganan Pencemaran Sungai Cileungsi

“Biaya bantuan pemerintah belum ada. Harapannya bantuan kendaraan karena kendaraan masih menjadi kendala untuk menjangkau pasien, kadang tunggu suami pakai kendaraan (motor) untuk jemput pasien,” pungkas Suniah.